KEJUJURAN DAN KEIKLASAN - KINI MULAI HILANG DARI KEPRIBADIAN BANGSA INI - HANYA DENGAN SATU CARA-PEMIMPINLAH YANG HARUS MENJADI CONTOH TAULADAN UNTUK MEMPERTAHANKANNYA
Lazada Philippines
Home » » Back View Partai Amanat Nasional

Back View Partai Amanat Nasional


Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah “Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam” (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998  berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah Hatta Rajasa[1]. Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Amien Rais.

   Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.
   PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.
   Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor , mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN) ( Selengkapnya di Sejarah Partai Amanat Nasional )
   PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa ( Selengkapnya di Platform Partai Amanat Nasional)
   Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional

  1. Dasar dan Azas
  2. Azas : “ Ahlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam”. 
  3. Platform (Identitas, Sifat, Visi, Misi dan Garis Perjuangan Partai)
    1. Identitas
    2. PAN adalah partai politik yang menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan bermartabat.
    3. Sifat : PAN adalah partai yang terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.
    4. Visi : Terwujudnya PAN sebagai partai politik terdepan dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintahan yang baik dan bersih di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta diridhoi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
    5. Misi
      1. Mewujudkan kader yang berkualitas dan militan.
      2. Mewujudkan PAN sebagai partai yang dekat dan membela rakyat.
      3. Mewujudkan PAN sebagai partai yang modern berdasarkan sistem dan manajemen yang unggul serta budaya bangsa yang luhur.
      4. Mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, makmur, maju, mandiri dan bermartabat.
      5. mewujudkan tata pemerintahan Indonesia yang baik dan bersih, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
      6. Mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, bermartabat, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta dihormati dalam pergaulan internasional.
    6. Garis Perjuangan Partai
      1. Partai dan Pemenangan Pemilu
      2. Pada setiap periode kepengurusan PAN di semua jenjang harus diawali dengan penyadaran kolektif bahwa kepemimpinan yang hendak dibangun difokuskan kepada usaha-usaha untuk meraih kemenangan dalam kompetisi demokratik pemilu lima tahunan.Kesadaran ini berangkat dari asumsi bahwa eksistensi partai yang merupakan prasyarat dalam merealisasikan cita-cita perjuangan partai hanya dapat dicapai melalui perolehan suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Dua faktor penting mempunyai korelasi menonjol dalam usaha memenangkan Pemilu yaitu : lingkungan sosio politik masyarakat Indonesia yang senantiasa mengalami perubahan,dan kemampuan PAN memberdayakan seluruh potensi yang dimilikinya untuk merespon secara cerdas perubahan itu.
        Oleh Karena itu PAN perlu mempersiapkan sistem organisasi yang modern, kader-kader yang handal, dan memelihara kepercayaan pemilih sehingga unggul di setiap Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Umum.
      3. Perkaderan yang handal
      4. Kader PAN adalah elemen utama anggota partai yang selalu siap berjuang dan berkorban dalam kondisi apa pun untuk mewujudkan tujuan partai. Seorang kader harus mempunyai kecintaan pada partai dan mempunyai kemampuan untuk mendorong terjadinya perubahan, pembaharuan dan peningkatan kinerja organisasi/ partai serta sekaligus dapat berfungsi sebagai penggerak/ pemimpin yang adil dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup partai.
        Oleh karena itu perkaderan PAN harus “ 
        a.Mampu melahirkan kader yang mempunyai karakter yang dilandasi oleh keyakinan ideologis, pemahaman konstitusi dan semangat untuk membangun bangsa dan negara dalam bingkai Pancasila. 
        b.Mampu melahirkan kader-kader yang militan dalam membela dan memperjuangkan partai.
        c.Mampu melahirkan kader-kader yang taat terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang diyakininya.
        d.Mampu menciptakan sistem dan manajemen kaderisasi yang efisien dan efektif di dalam suasana yang dinamis.
        e.Mempunyai model pembinaan kader yang diarahkan untuk :
        -Meningkatkan kualitas,jatidiri, dan intelektualitas, serta kemampuan menatap masa depan.
        -Mempertebal mental, kejuangan dan kepeloporan dalam upaya mewujudkan cita-cita reformasi menuju masyarakat Indonesia Baru yang bermartabat, maju dan sejahtera.
        -Meningkatkan semangat berkorban, bertanggungjawab, dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat secara keseluruhan.
        -Menjamin regenerasi dan keberlanjutan eksistensi partai, sehingga memiliki kesiapan untuk melakukan perjuangan jangka panjang.
  4. Partai yang dicintai rakyat.
  5. Kader PAN harus kreatif untuk menemukan berbagai hal yang betul-betul diperlukan rakyat. Memahami hal-hal yang dicintai rakyat, dan hal apa yang dibenci rakyat, kemudian kader PAN mengerjakan hal yang dicintai rakyat dan tidak mengerjakan hal yang dibenci rakyat baik pada tingkat nasional, regional maupun lokal. Sebagai partai yang bertumpu pada moral agama yang inklusif (terbuka), maka dalam perjuangannya kader PAN akan memiliki motivasi yang kuat, karena jerih payah dan pengorbanannya didedikasikan tidak hanya untuk kemajuan bangsa dan negara, sekaligus diyakini sebagai bagian dari ibadah. Motivasi seperti ini juga akan memberikan jaminan lahirnya kader-kader yang berkarakter, memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugas yang diembannya, terutama bagi kader yang mendapatkan amanah baik di eksekutif maupun legislatif.

  6. Membangun organisasi PAN yang modern.
  7. Perjuangan PAN yang utama secara internal antara lain membangun sistem organisasi yang modern. Sistem organisasi utamanya menyangkut elemen struktur, sumber daya manusia, budaya organisasi, serta aturan main. Yang dimaksud sistem organisasi yang modern adalah diterapkannya manajemen pengelolaan yang memanfaatkan teori-teori manajemen modern yang berbasis pada teknologi mutakhir, menjunjung tinggi etika politik, terbuka dan transparan serta menerapkan prinsif meritokrasi, sehingga tercipta suasana yang sehat.partai yang dibangun atas fondasi ideologi, visi dan misi serta agenda strategis partai. Dengan sistem yang kuat akan muncul rasa memiliki bagi para kadernya, dan partisipasi penuh dalam setiap pengambilan keputusan di semua tingkatan, sehingga sumber daya partai akan berfungsi secara optimal. Semakin dengan semakin kuatnya organisasi, maka secara alamiah akan terjadi transformasi model kepemimpinan dari kharismatis menjadi sistemik dan rasional dari kepemimpinan yang individual kolektif dan kolegial.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di DPC PAN PRAGAAN

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | A.Zaini Bakry | Mas Bambang
Copyright © 2011. DPC PAN PRAGAAN - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger